INDONESIA HARUS BANYAK BELAJAR DARI CHINA DAN INDIA

11-06-2010 / B.K.S.A.P.

Dalam menumbuhkan perekonomian Indonesia kita harus banyak belajar dari negara China dan India yang dapat memberikan Gross Domestic Product  (GDP) atau dengan kata lain India dan China mampu memberikan pendapatan dalam negerinya lebih tinggi dibandingkan Indonesia yang hanya kurang dari 3% untuk pembangunan infrastruktur negaranya. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak  (Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal)  dalam Sidang Sub Committee Asian Parliamentary Assembly (APA) di Hotel Sultan Jakarta, Jum’at (11/6).

“Meskipun negara Indonesia baru bisa memberikan GDP nya sebesar kurang dari 3%, tetapi setidaknya kita sudah mampu membangun negeri ini dan kita pun akan coba lebih meningkatkan pemberian GDP kita untuk pembangunan infrastruktur agar lebih berkembang,”terang Gita.

Gita menambahkan, selain meningkatkan besaran GDP negara kita, hal lain yang perlu ditingkatkan adalah komunikasi kita dengan negara-negara Asia lainnya . Karena jika komuniksi telah terjalin dengan baik, tentunya akan mempermudah kita melakukan segala jenis kegiatan dengan sesama Negara Asia termasuk kegiatan yang dapat memajukan pertumbuhan perekonomian antar Negara Asia.

Dia menilai. untuk menciptakan kestabilan politik, masyarakat Indonesia diakui disiplin dalam hal mengatur keuangan. Indonesia mampu mengatur resiko-resiko inflasi sehingga permintaan domestik semakin meningkat. Untuk menunjang hal ini pemerintah Indonesia mencoba mengembangkan infrastruktur secara besar-besaran. Pengembangan ini juga harus diperoleh tidak hanya dari pemerintah saja tetapi harus melibatkan pihak swasta.

Dalam kesempatan kali ini, Gita pun menuturkan “Tidak banyak orang tahu bahwa Negara Indonesia merupakan Negara besar dan kuat, karena Indonesia telah terbukti ketahanannya dengan terus tumbuh perekonomiannya. Faktanya pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk yang tercepat ketiga diantara Negara-negara yang termasuk G20 tahun lalu, yaitu sebesar 4,6%. Dan tahun ini Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6% dan di tahun-tahun mendatang diharapkan pertumbuhan itu dapat semakin meningkat,”jelasnya.

“ini merupakan tantangan kita. Bagaimana dapat mencapai pertumbuhan lebih dari 6% di tahun-tahun mendatang,”katanya. Sejalan dengan itu, Gita menambahkan, kita tetap optimis dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih meningkat karena Indonesia memiliki komoditi terbesar migas, batubara, bauksit, tembaga maupun emas.

Gita berharap dunia semakin banyak mengetahui kualitas baik Indonesia, baik dalam hal kebijaksanaan legislatif, eksekutif dan yudikatif yang semakin baik. (tt/ra)

BERITA TERKAIT
BKSAP Tegaskan Komitmen Perkuat Sinergi Bilateral RI-Kuba
21-08-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta - Delegasi Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menggelar kunjungan resmi ke Havana, Kuba, sebagai bagian...
GKSB Indonesia – Austria Tingkatkan Hubungan Kerja Sama Ekonomi hingga Militer
15-08-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) BKSAP DPR RI – Parlemen Austria, Amelia Anggraini menegaskan DPR RI...
Terima Kunjungan Dubes, BKSAP Bahas Peningkatan Kerja Sama Indonesia-Selandia Baru
11-08-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera menegaskan ingin lebih meningkatkan hubungan bilateral...
Monumen Sir Michael Somare Perkuat Hubungan Indonesia-Papua Nugini
11-08-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera menghadiri upacara peresmian Monumen Nasional untuk...